Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 2: Tandhim Tawhid Wal Jihad]

 

Sejarah Berdirinya Khilafah [Bagian 2: Tandhim Tawhid Wal Jihad]

Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 2: Tandhim Tawhid Wal Jihad]

Credit: Abu Yusuf untuk Al-Mustaqbal Channel

Lanjutan dari Bab 1 - Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 1: Az Zarqawi]

Sesampainya di Irak, Zarqawi membangun dua pangkalan logistik di Kurdistan Irak. Tepatnya, di daerah Dar Ghaisy Khan dan di daerah Sarghat.

Ia mengangkat Abdul Hadi Daghlas sebagai ketuanya di daerah ini. Selain itu, dia juga ditunjuk sebagai penanggung jawab koordinasi hubungan antara jaringan Zarqawi dengan Anshar Al Islam Kurdi.

Ia memperluas jaringan nya, merekrut dan melatih pejuang baru, dan menyediakan basis, perumahan, dan membuka kamp-kamp pelatihan militer.

Huthaifah Azzam setelah pulang dari Afghanistan, hidup di ibukota Jordanian, Amman, di mana ia bekerja pada sebuah perpustakaan tentang Arab klasik, tetapi ia aktif mengatur dan menghubungkan gerakan jihad antara Jordan dan Irak.

Seorang ikhwah pernah bertanya kepadanya, siapakah yang membiayai Az Zarqawi untuk berperang di Irak? Karena jihad membutuhkan dana yang besar.

Ia berfikir sebentar lalu menjawab, “Saat berjihad, kamu bisa mendapatkan uang dengan jumlah besar hanya dengan sebuah percakapan sederhana melalui telepon. Saya sendiri pernah mendapatkan tiga juta dolar dalam satu kali panggilan telepon.

Aku sendiri pernah mengumpulkan tiga juta dolar hanya dalam satu kali telepon dengan donatur. Saat perang Irak dimulai, aku berada di perbatasan Irak dan Syria, disebuah tempat perekrutan bagi mereka yang ingin berangkat ke Irak.

Pada pagi hari mereka datang dan mendaftar, lalu sore harinya diberangkatkan dengan bus untuk menuju ke Irak. Aku ingat seorang kakek tua datang, dan ia mengatakan bahwa ia sudah terlalu tua untuk berjihad di medan tempur, lalu ia memberi uang sebesar dua ratus ribu dollar kepada panitia, dan meminta agar uang tersebut diberikan kepada mujahidin.

Ada juga seorang anak kecil dari Saudi Arabia, saat itu saya melihat di meja tulis pendaftaran bahwa umurnya baru tiga belas tahun. Panitia menolak membawanya pergi ke Irak, dikarenakan umurnya yang sangat muda.

Ia pun mulai menangis dan berteriak.

Sorenya aku kembali lagi, ada teriakan Allahu Akbar dari dalam bus. Ternyata ia adalah anak kecil tadi yang menyelinap ke dalam bus.

Namun berhasil diketahui panitia, ia menunjukkan uang sebanyak dua belas ribu dolar dalam tas nya, yang merupakan pemberian orang tuanya di Arab Saudi. ‘Ambil semua ini, dan biarkan saya ikut berjihad’ jawab anak kecil tersebut.” jelas Huthaifah Azzam.

Dari sanalah para mujahidin mendapatkan dana untuk melakukan peperangan, yakni dari para dermawan dan infaq kaum muslimin. Sesungguhnya donatur jihad itu banyak, hanya saja mereka menyembunyikan amalnya.

Benarlah apa yang menjadi perkiraan Zarqawi, Amerika menyerang Irak pada tanggal 20 Maret 2003 dengan tuduhan, Irak mempunyai senjata pemusnah masal. Namun tuduhan itu tidak pernah terbukti sama sekali hingga sekarang.

Dua bulan setelah Amerika menginvansi Irak, aksi perlawanan bersenjata menentang keberadaan Amerika itu mulai terjadi.

Serangan demi serangan membuat daftar panjang pasukan kafir Amerika dan NATO yang tewas. Dan pemerintah Amerika melempar tanggung jawab aksi-aksi tersebut kepada Zarqawi yang saat itu memimpin sebuah faksi jihad bernama faksi Tauhid wal Jihad.

Maka terkenal lah Abu Mus’ab Az Zarqawi akibat pengakuan atas musuhnya itu, ia pun menjadi orang nomor satu yang dicari di Irak.

Dalam pertempuran melawan Amerika, Zarqawi menyadari bahwa musuh umat islam ini tidaklah lemah, dan butuh kekuataan yang besar untuk mengalahkannya, maka ia pun berinisiatif meleburkan organisasinya dengan Al Qaidah.

Pada tanggal 21 oktober 2004, secara resmi Zarqawi mengumumkan penggabungan dirinya ke dalam organisasi Al Qaidah. Dan mengganti nama pasukannya menjadi Al Qaeda fi Biladil Rafidain, atau yang berarti Al Qaidah di Negeri Dua Sungai.

Yakni maksudnya negeri Irak dimana sungai Tigris dan Eufrat membelahnya.

Bersatunya Zarqawi dengan Al Qaidah secara taktik dan strategi menguntungkan ke dua belah pihak. Bagi Usamah Bin Ladin, hal itu merupakan peluang bersejarah untuk unjuk gigi di depan Washington bahwa serangan terhadap Afghanistan tidaklah mampu menghabisi Al Qaidah.

Dan Irak menjadi lebih penting bagi Al Qaidah karena karakter wilayah dan rakyatnya lebih cocok dengan pemahaman Al Qaidah.

Sedangkan bagi Zarqawi, tambahan pejuang dari luar Irak adalah aset berharga. Banyak para sukarelawan yang datang dari luar Irak untuk bergabung dengan dirinya. Demikian juga halnya dengan unsur dana dan logistik.

Pada saat itu Zarqawi telah mempunyai tentara yang jumlahnya tidak kurang dari 5000 prajurit siap tempur. Ia dikelilingi oleh pendukung aktif yang jumlahnya tidak kurang dari 20 ribu orang.

Jumlah seperti ini ditambah kuantitas gerakan Al Qaidah, memberinya sebuah kekuatan baru.

Zarqawi memiliki ketangguhan untuk mematahkan serangan, pembersihan dan mengakhiri perang. Aksi jihad yang dilakukan Zarqawi dan pasukannya di Irak juga prestasi-prestasi yang diukirnya, bermuara pada naiknya nama Al Qaidah dan prestasinya dan mendudukan Al Qaidah sebagai organisasi jihad terbesar abad ini.

Abu Mus’ab Az Zarqawi, berkeinginan besar menjalankan “eksperimennya” membentuk Kekhilafahan Islam.

Dan itu hanya bisa dimulai dengan mempersatukan para mujahidin.

Hingga pada 25 April 2006  beliau mengumumkan berdirinya Majelis Syura Mujahidin. Yakni sebuah wadah bagi persatuan para mujahidin di Irak, mereka yang bergabung yakni  Al-Qaeda fie Iraq, Jaish at-Taifha al-Mansoura, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah, Faksi Saray al-Jihad, Brigade al-Ghuraba, dan al-Ahwal Brigade.

Majelis Syura Mujahidin menyatakan menghapus faksi-faksi jihad diatas, termasuk di dalamnya Al Qaeda fie Irak. Dan mengangkat Abu Mus’ab Az Zarqawi sebagai pemimpin kelompok ini.

Tanggal 7 Juni 2006, Zarqawi syahid di 2,1 km sebelah utara Iraq tepatnya di daerah Hibhib, sebuah desa dekat kota Baquba melalui serangan udara Amerika.

Beliau meninggal karena pendarahan dalam tubuhnya. Kematian beliau tentu sangat menyedihkan hati para Mujahidin dan umat Islam, tapi kesedihan tidaklah mengendurkan semangat dan tekad Para Mujahidin.

Para Mujahidin telah berjanji untuk membalas kematian beliau, bersama pemimpin Majelis Syuro Mujahidin yang baru yakni Asy-Syaikh Al-Mujahid Abu Hamzah Al-Muhajir, perlawanan dari mujahidin semakin meningkat dan berlipat eskalasi-nya.

Amerika bersama sekutunya, termasuk pemerintah murtad irak ternyata salah perhitungan, kematian Syaikh Abu Mush’ab ternyata tidak melemahkan perlawanan Mujahidin..

..tapi justru sebaliknya, kematian Syaikh Abu Mush’ab telah menjadi sumbu baru dalam menyalakan api perlawanan terhadap kaum kuffar dan kaum murtad di Irak.

Dalam perjalanannya, Majelis Syuro Mujahidin semakin banyak menguasai daerah-daerah di Irak. amerika beserta sekutunya dan pemerintah murtad Irak telah banyak meninggalkan sebagian besar wilayah irak dan mereka hanya tinggal di zona hijau. Tetapi sangat disayangkan, kejadian ini tidak pernah di beritakan oleh media-media pemberitaan dari barat dan timur.

Dengan semakin banyaknya daerah yang di takluk-kan dan di kuasai oleh Mujahidin dari Majelis Syuro, maka umat islam Irak mulai menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Majelis yang penuh berkah ini..

..bahkan beberapa kelompok lain-pun mulai bergabung kepada Majelis ini, kelompok itu ialah; Jama’ah Al-Murobithin & Saroya Anshor Ut-Tauhid Wa As-Sunnah, kemudian ada kelompok lainnya yakni Jundu Us-Shohabah dan Jaisy Al-Fathihin yang beraliansi dengan Majelis Syuro tapi mereka tidak meleburkan diri kepadanya.

Dengan semakin luas-nya daerah yang berhasil di taklukan dan di kuasai oleh Majelis Syuro Mujahidin Irak, serta dukungan yang terus berdatangan dari berbagai golongan umat Islam di Irak..

..maka Pada tanggal 13 oktober 2006 bertepatan dengan 22 romadhon 1427 Hijriah, Majelis Syuro Mujahidin Irak bersama dengan kelompok yang beraliansi dengan mereka di tambah dengan Harokah Fursan Ul-Tauhid dan Jundu Millah Ibrohim..

..serta berbagai kabilah dan suku di Irak seperti; Al-Dulaim, Al-Jabbur, Al-Ubaid, Zuubaa, Qays, Azza, Al-Tay, Al-Janabiyiin, Al-Halaliyiin, Al-Mushohada, Al-Dayniya, Bani Zayd, Al-Mujamaa’, Bani Shommar, Inaza, Al-Suwaidah, Al-Nu’aim, Khazraj, Bani Al-Hiim, Al-Buhayrat, Bani Hamdan, Al-Sa’adun, Al-Ghonim, Al-Sa’adiya, Al-Ma’awid, Al-Karabla, Al-Salman dan Al-Qubaysat; memproklamirkan berdirinya Daulah Islam Irak, dengan wilayah meliputi Baghdad, Al-Anbar, Diyala, Kirkuk, Sholahuddien, Ninawah, Babil dan Al-Wassat.

Dan mengangkat Abu Umar Al Quraisy Al Husaini Al Baghdadi sebagai Amirul Mukminin Daulah Islam Irak.

Sedangkan susunan pemerintahan Daulah Islam Iraq adalah sebagai berikut:

  1. Amirul Mukminin: Abu Umar Al Bagdadi,
  2. Pembantu Amir Utama: Syaikh Abu Abdur Rahman Al Falahi
  3. Menteri Perang: Abu Hamzah Al Muhajir
  4. Menteri Dewan Syari’at: Syaikh Prof. Abu Ustman At Tamimi,
  5. Menteri Perhubungan Umum: Prof. Abu bakar Al juburi
  6. Menteri Keamanan Umum: Prof. Abu Abdil Jabbar Al Janabi
  7. Menteri Penerangan: Syaikh Abu Muhammad Al Masyahadani
  8. Menteri Urusan Syuhada’ dan Tawanan: Prof. Abu Abdil Qodir Al ‘Isyawi
  9. Menteri Perminyakan: Ir. Abu Ahmad Al Janabi
  10. Menteri Pertanian dan Perikanan : Prof. Musthafa Al A’roji
  11. Menteri Kesehatan: dr. Abu Abdillah Az Zaidi

Para mujahidin pun berbai’at kepada Abu Umar Al Baghdadi sebagai bentuk keteguhan mereka, dan bubarlah Al Qaeda fie Biladil Rafidain.

Syaikh Abu Umar Al Baghdadiy rahimahullah lalu berkata di dalam rekaman suara yang disebar pada bulan Dzul Hijjah 1427 di bawah judul “Wa Qul Jaa-al Haqqu Wa Zahaqal Baathilu”: Dan Al Qa’idah itu tidak lain adalah salah satu kelompok dari sekian banyak kelompok di bawah Daulah Islam.

Dan beliau rahimahullah berkata juga di dalam rekaman suara yang disebar tanggal 24-12-2007 di bawah judul “Fa Amma Azzabadu Fa Yadzhabu Jufaa-an” : Amir Al Qa’idah yaitu (Abu Hamzah) Al Muhajir telah mengumumkan di hadapan khalayak mengenai pembai’atannya, as sam’u dan aththa’ah-nya kepada hamba yang faqir ini dan Tandhim (Al Qa’idah) dibubarkan secara resmi untuk kepentingan Daulah Islam, Daulah Al ‘Iraq Al Islamiyyah.

Bersambung ke Bab 3 - Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 3: Daulah Islam Irak]

Posting Komentar untuk "Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 2: Tandhim Tawhid Wal Jihad]"