Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 5: Sahwa dan Sahwat]

Sejarah Berdirinya Khilafah [Bagian 5: Sahwa dan Sahwat]

Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 5: Sahwa dan Sahwat]

Credit: Abu Yusuf untuk Al-Mustaqbal Channel

Lanjutan dari Bab 4: Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 4: Jabhah Nusrah dan ISIS]

Sahwa atau Shahawat pada dasarnya adalah merujuk pada kelompok-kelompok bersenjata kaum muslimin, namun mereka rela bekerjasama dengan musuh islam (yang sedang) bermusuhan dengan musuh mujahidin.

Dan bahkan ada juga yang memang menyatakan terang-terangan untuk memerangi mujahidin.

Menjadi sebuah fitnah dikarenakan mereka adalah dari kaum muslimin ahlus sunnah wal jamaah, sunni, pemuda-pemuda muslim yang baik lagi shalih, namun mereka tertipu tanpa sadar oleh para Ulama dan Pemerintah yang jahat, mereka dikerahkan untuk menjadi lawan bagi para Mujahidin.

Dan justru menjadi sekutu bagi pasukan salib Amerika, dan pemerintah Thaghut Al Saud (Kerajaan Saudi Arabia). Kebanyakan dari mereka berpakian sipil layaknya mujahidin. Kaum muslimin sulit membedakan mereka. Bahkan jika mereka menyamar menjadi mujahidin, banyak yang dapat tertipu.

Seperti pada perang mujahidin Afghanistan melawan Soviet, dimana saat itu Amerika menawarkan bantuan, ada sebagian dari kelompok ‘Jihad’ yang bersekutu dengan Amerika untuk melawan Soviet, inilah yang disebut ‘Sahwa’ oleh para mujahidin.

Terkait hal ini, Media Al Furqon pernah merilis sebuah wawancara dengan Syaikh Abu Mushab Az Zarqawi (Sang pendiri Daulah), beliau mengatakan:

“Saat itu Mujahidin berperang dalam rangka menggulingkan rezim komunis dan menegakkan syariat Allah Azza wa Jalla. Target dari sisi ini jelas. Namun, selang hari berganti nampak jelas bagi kami; banyak jama’ah jihad memiliki manhaj yang cacat.

Di sini harus ada pengecualian, karena ada juga kelompok-kelompok jihad yang memiliki manhaj yang bagus. Harus dipisahkan antara niat yang baik dan manhaj yang benar, dan kita tidak akan mencampuri urusan niat.

Dengan demikian kami katakan: terdapat kekurangan dalam masalah visi, inilah yang menyebabkan mereka mau menerima orang sekuler, komunis, dan juga jihad bersama orang nasionalis.

Mereka tidak tegas sejak awal sehingga pada akhirnya menghadapi berbagai persoalan yang pelik.

Mayoritas ikon dari para pemimpin jihad saat itu adalah 'ikhwanul muslimin' atau sekuler yang mengaku berjihad seperti Sayyaf, Robbani, Hekmatyar, dan Ahmad Syah Masud. Oleh sebab itu manhaj mereka tidak jelas, meski mereka beranggapan bahwa mereka ingin memberlakukan syariat.

Hal tersebut disebabkan karena Afghanistan memiliki keistimewaan dibanding negeri-negeri Islam lainnya, yaitu bentuk komitmen dan cinta penerapan syariat.

Tabiat masyarakat Afghan sangat terjaga. Inilah yang menyebabkan suasana umum di Afghanistan terasa Islam. Akan tetapi dari sisi manhaj,  belum tertancap betul pada mereka manhaj dengan jelas, maka apa hasil akhirnya?

Para pemimpin jihad -yang bermanhaj menyimpang- menampakkan pengkhianatannya selang beberapa lama seperti Sayyaf, Robbani dan Ahmad Syah Mas’ud dan bersekongkol dengan orang-orang Budha, Hindu, dan dengan orang-orang Amerika. Mereka menerima Amerika dan tidak menerima Taliban.”

(Catatan: Dulu Taliban belum murtad seperti sekarang, dimana postingan ini dipublikasikan pada Juli 2021).

Ketika Uni Soviet kalah dan keluar dari kota Kabul (sekitar tahun 1990-an), para mujahidin (antara yang nasionalis, sekuler dan islamis) saling bertikai, Syaikh Abu Mus’ab Az Zarqawi mengatakan:

"Kami melihat sebagian faksi-faksi jihad jauh dari manhaj yang lurus, maka kami putuskan keluar dari Afghanistan untuk mencoba melakukan sesuatu (eksperimen) di negeri Syam, khususnya di Palestina dan Yordania.“

Demikianlah hakikat sahwa pada masa perang Afghanistan, pada kalimat Syaikh Zarqawi diatas juga tersirat mengenai mega proyek Daulah Islam di negeri Syam yang sudah jauh hari direncanakannya, sejak era jihad Afghan! Masyallah!

Setelah Allah memberikan tamkin kepada Daulah Islam Iraq pada tahun 2007 dan Daulah membentangkan kekuasaannya ke berbagai wilayah Ahlussunnah dan penaklukan-penaklukan terus berlangsung memasuki wilayah-wilayah Rafidlah..

..dan putra-putra Daulah Islam Iraq menggoreskan kepahlawanan yang menakjubkan di dalam memerangi Salibis Amerika dan Rafidlah Majusi dengan kepemimpinan Amirul Mu’minin Syaikh Abu Umar Al Baghdadiy dan Menteri Perang-nya Syaikh Abu Hamzah Al Muhajir -semoga Allah menerima mereka-. Dan saat itu bala tentara Daulah Islam patuh kepada para umara-nya dan segala sesuatu berjalan sebagaimana yang telah diperintahkan.

Tanpa di duga ada seorang yang bernama Abu Ishaq salah seorang tentara Daulah Islam di mana dia adalah salah satu penasehat di sebuah distrik, dia mengumpulkan para pemimpin distrik-distrik di wilayah Diyala di salah satu markaz Daulah, dan setiap kali datang amir distrik atau ‘askariy wilayah atau wali maka ia melucuti senjata amir tersebut, dan melepaskan rompi peledak yang memang dipakai terus oleh para amir.

Barulah ia diizinkan masuk ke tempat berkumpul, dan setelah seluruh orang-orang yang diundang sampai ke majelis, maka Abu Ishaq memulai berbicara dan mengatakan bahwa Syaikh Abu Umar Al Baghdadiy adalah ‘amiil (agen) negara Iran dan bahwa Syaikh Abu Hamzah Al Muhajir itu adalah agen Ikhwanul Muslimin..

dan dia juga menuduh bahwa pendeklarasian Daulah Islam itu adalah langkah yang salah dan kita wajib mencopot bai’at Abu Umar Al Baghdadiy dikarenakan dia itu murtad dan wajib pula membubarkan penamaan Daulah Islamiyyah dan kita kembali kepada penamaan Al Qaidah.

Kemudian dia memandangi umara sekelilingnya dan berkata kepada mereka: “Siapa di antara kalian yang mendukungku dan siapa yang menentangku?”

Orang yang tertipu dengan kebohongannya maka dia mengatakan saya bersamamu, sedangkan orang yang tidak tertipu dari kalangan umara yang jujur maka dia mengetahui bahwa Abu Ishaq akan membunuhnya bila dia tidak membai’atnya dan tidak mencopot Syaikh Al Baghdadiy..

..dan markaz pertemuan itu dikelilingi oleh para pengikut Abu Ishaq, sedangkan intruksi Abu Ishaq kepada para pengikutnya adalah tidak seorangpun keluar dari markaz pertemuan dalam keadaan hidup kecuali orang yang mencopot bai’at Al Baghdadiy..

..maka semua hadirin membai’atnya kemudian, dia mengatakan kepada mereka: "Sekarang kita ini adalah Tandhim (organisasi) Al Qaidah Fi Biladirrafidain dan saya amir tandhim-nya”..

..dan setelah pertemuan itu sejumlah ikhwah yang jujur segera menyampaikan musibah itu kepada dua Syaikh (Al Baghdadiy dan Al Muhajir), dan sejumlah besar dari junud Daulah dan umara-nya tertipu oleh syubhat Abu Ishaq itu.

Kemudian Abu Ishaq mengirim surat kepada Syaikh Usamah rahimahullah yang di dalam isinya terdapat sejumlah kebohongan dan bahwa ia itu akan membenahi apa yang telah dirusak oleh Al Baghdadiy, dan bahwa ia membai’atnya terhadap assam’u wath tha’ah serta penghapusan Daulah dan kembali kepada tandhim Al Qaidah.

Orang busuk ini mencari legalitas syar’iy untuk meluluskan kejahatannya. (Seperti Al Jaulani yang membatalkan bai’at dan membentuk Tandhim Al Qaeda fie Syam).

Akan tetapi Syaikh Usamah rahimahullah itu cerdik lagi jeli, maka beliau membalas surat mereka dengan pesan suara dan beliau mengatakan:

"Bersatulah kalian di sekitar umara (Daulah) kalian”

..dan beliau memuji Daulah dan umara-nya dan beliau tidak tertipu oleh mereka.

Maka pesan suara ini bagaikan petir yang menyambar Abu Ishaq, dan sejumlah besar dari pengikutnya rujuk kepada Daulah Islam, namun para Abu Ishaq ingin menanggulangi hal itu dan mereka mengatakan bahwa Syaikh Usamah itu sudah uzur (tua) dan pikun serta tidak mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya..

..dan mereka bersikukuh di atas kesesatan mereka dan dengan sebab merekalah wilayah-wilayah Ahlussunnah jatuh ke tangan Amerika dan Shahawat, dikarenakan mereka itu menebarkan kekacauan dan penggembosan di antara junud Daulah..

..sehingga junud Daulah mengalami kebingungan tidak mengetahui siapa yang di atas Haq dan siapa yang di atas Bathil kecuali orang yang dirahmati Allah.

Mereka juga telah menebarkan selebaran-selebaran di tengah junud Daulah di wilayah Diyala yang berjudul “Haadzaa Wa Liyastabiina Sabiilul Mujrimain Abu Umar Al Baghdadiy Wa Abu Hamzah Al Muhajir“, kemudian Abu Ishaq membentuk katibah (kompi) ‘askariyyah yang bertujuan membunuh dua syaikh dan para syar’iy Daulah, dan mereka benar-benar merancang untuk meng-ightiyal- dua syaikh itu di Al Anbar bersama para pengikut mereka yang menyusup di barisan Daulah..

..akan tetapi Allah menggagalkan rencana busuk merka, dan Daulah-pun mengajak mereka untuk rujuk dari pemikiran yang sesat ini dan Daulah sabar terhadap mereka sampai tahun 2009 kurang-lebih..

..dan sampai syaikh Abu Hamzah dan syaikh Abu Umar sendiri langsung duduk bersama mereka dan menjelaskan kepada mereka kerusakan pikiran mereka, akan tetapi mereka bersikukuh, dan setelah dua syaikh itu memandang bahwa tidak ada faidah sama sekali dari mereka itu maka syaikh Abu Hamzah membentuk tim yang bertugas khusus untuk menghabisi mereka sebagai had (hukuman) bukan sebagai kekafiran.

Maka kelompok tersebut pun lari dan terpecah belah saat menghadapi Daulah Islam Iraq.

Adapun mereka yang bekerjasama dengan Amerika, Syiah, dan Thaghut, dan memerangi mujahidin. Maka ia diperangi atas dasar kemurtadan. (dijelaskan di halaman lain majalah ini).

Perang terhadap murtaddin dan munafikin yang diterapkan Daulah Islam Iraq menjadi fitnah, maka orang-orang mulai membicarakan bahwa Daulah Islam Iraq membunuh kaum muslimin, mengkafirkan kaum muslimin (karena darah mereka dihalalkan untuk dibunuh), menyerang kelompok jihad yang lain.

Namun Daulah tetap tegas dalam manhaj nya ini, meski banyak orang yang mencela nya. Dan dikarenakan sikap tegas Daulah Islam Iraq inilah, membuat keutuhan Daulah Islam Iraq terjaga, dan semakin berkembang.

Yang Haq menjadi jelas, dan yang Bathil pun menjadi jelas.

Memang dalam memerangi ‘kaum muslimin’ sendiri, sudah menjadi hal yang sulit diterima, bahkan oleh para sahabat Rasulullah sendiri. Dengan alasan bahwa hati seseorang itu tidak ada yang tahu. Namun Abu Bakar sangat mengerti bahwa Iman seseorang dapat dinilai dari sikap dan perbuatan mereka.

Mungkin banyak orang yang tidak tahu bahwa dulu para Sahabat radhiyallahu an hum tidak setuju ketika Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq menyerukan perang melawan orang orang yang menolak membayar zakat dan yang murtad hingga mereka berkata pada beliau:

“Wahai Abu Bakar, tutuplah pintu rumahmu, dan tetaplah di rumahmu, beribadahlah kepada Allah sampai datang keyakinan padamu -maksutnya kematian-”

Bahkan Umar al Farouq termasuk yang menentang pendapat beliau! dan Sahabat berpendapat bahwa menghadapi dengan lembut mereka yang menolak membayar zakat dan yang murtad adalah lebih baik.

Bahkan Umar yang terkenal keras dan tegas berkata: “Wahai Abu Bakar bersikap bijaklah pada manusia dan rangkullah mereka,”

Maka Abu Bakar menjawab: “Aku meminta pertolongan padamu dan engkau mengecewakanku? Akhbaru fie jahiliyyah wa hiwaru fil Islam!! Sesungguhnya wahyu telah terputus, dan agama telah sempurna, ataukah ia akan digerogoti sedangkan aku masih hidup?"

Kemudian berkata Abu Bakar ash Shidiq: "Demi Allah seandainya seluruh manusia mengecewakanku maka aku akan memerangi mereka seorang diri!"

Maka tersadarlah hati para Sahabat radhiyallu anhum maka mereka memerangi para murtaddin dan dengan itulah Allah menjaga agamaNya.

Dan kini fitnah Shahawat muncul kembali di Suriah, berkedok brigade dengan nama yang Islami dan berbendera tauhid, namun mereka jelas merupakan antek Thaghut Saudi Arabia yang merupakan perpanjangan tangan Amerika.

Maka ISIS tidak tertipu, dan ISIS bersikap sama seperti beberapa tahun yang lalu saat menghadapi Abu Ishaq  dan kelompok nya di Iraq.

Sikap tegas dan terang-terangan menyatakan Al Wala’ wal Baro’ terhadap Arab Saudi dan Amerika, membuat kekhawatiran tokoh-tokoh brigade disana, dikarenakan mereka mendapatkan suplai dan dana dari negara-negara tersebut. Mereka hendak mendinginkan suasana dan meminta ISIS bersikap lembut dan mengedepankan negosiasi.

Karena meskipun berbeda manhaj, namun kelompok-kelompok tersebut memiliki musuh yang sama, yakni Bashar Al Assad.

Namun ISIS tetap istiqomah menolak, sehingga akhirnya mereka memilih memerangi ISIS agar membendung gerakan ISIS.

Bahkan banyak diantara mereka yang lebih memilih bergabung dengan Bashar Al Assad asalkan ISIS dihalau keluar dari Suriah.

Mereka menuduh bahwa ISIS memecah belah jihad di Suriah, namun justru ISIS lah yang sedang memurnikan jihad di Suriah.

ISIS adalah seperti ini, manhaj nya seperti ini, tujuannya adalah seperti ini dan musuhnya adalah Amerika dan Arab Saudi, maka siapa saja yang memiliki pemahaman yang sama, maka bergabung dan beraliansilah lah ke ISIS, jika tidak maka berpisahlah ke sisi yang lain. Kira-kira seperti itulah yang ingin ditegaskan ISIS.

Dan akhirnya terkonsentrasilah dua kekuatan di Suriah akibat pemisahan atas dasar tersebut. Yakni mereka yang tergabung dalam Jabhah Islamiyah dan mereka yang tergabung dalam ISIS.

Syaikh Ayman Adz Zawahiri yang tidak menginginkan hal ini meminta agar ISIS mundur ke Irak.

Tetapi ISIS membalas permintaan tersebut dengan tindakan, hanya berselang beberapa minggu dari permintaan tersebut, ISIS sukses menaklukkan Fallujah dan Mosul di Irak, serta menghapus batas negara Irak dan Suriah.

Dan menjadikan kota Raqqa di Suriah sebagai ibukota ISIS. Maka tak ada seorangpun yang berani lagi meminta ISIS agar mundur ke Irak (karena batas negara Irak Suriah telah dihapus).

Bersambung ke Bab 6 - Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 6: Khilafah Ibrahim Ibnu Awwad]

Posting Komentar untuk "Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 5: Sahwa dan Sahwat]"