Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 6: Khilafah Ibrahim Ibnu Awwad]

Sejarah Berdirinya Khilafah [Bagian 6: Khilafah Ibrahim Ibnu Awwad]

Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 6: Khilafah Ibrahim Ibnu Awwad]

Credit: Abu Yusuf untuk Al-Mustaqbal Channel

Lanjutan dari Bab 5 - Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 5: Sahwa dan Sahwat]

Terhitung semenjak bulan Maret hingga awal bulan April 2014, singa-singa tauhid yang tergabung dalam Daulah Islam Iraq Dan Syam (ISIS) berhasil memporak porandakan basis – basis kekuatan musuh-musuh Islam..

..serta memenangi beberapa kali pertempuran dahsyat diberbagai daerah yang dahulu dikuasai pasukan Syiah rafidhah laknatullah Bassyar Assad dan para shahawat.

Hanya satu kata saat melihat hal ini, mereka tak terhentikan!

Diantaranya ialah: Operasi serbu cepat yang dilakukan oleh Mujahidin ISIS ada Sabtu-Ahad (15/03/14) – (16/03/14) di Provinsi Salahuddin mencapai sejumlah target sasaran.

Diantaranya, mujahidin ISIS mendirikan Pos Pemeriksaan di Jalan Watban Menuju Jalan Al-Khozaim, menangkap Sahwat dan membakar mobil miliknya. Di sepanjang jalan yang sama, mujahidin ISIS juga menyerang tentara Syiah Safawi dengan senjata berat dan senjata sedang.

Di jalan Baghdad Provinsi Salahuddin, Mujahidin ISIS meledakkan kendaraan tipe Salvador milik petugas Syiah Safawi, sehingga menewaskan dua petugas di dalamnya. Operasi di tempat terpisah, yakni Provinsi Salahuddin, Mujahidin ISIS berhasil meledakkan kendaraan tempur Hummer milik tentara Syiah Safawi di dekat Jembatan Hyundai – Baiji.

Serangan terpisah dilakukan oleh mujahidin ISIS juga menargetkan rumah Kolonel Qais Rashid Farhan (Juru Bicara Dewan Provinsi Salahuddin), dua rumah rusak berat, dan menembak seorang Kapten urusan Internal, di Qasisidah Tikrit, dan menyebabkan korban terluka serius.

Setelah pertempuran dan baku tembak sengit tanpa henti antara pasukan Daulah Islam Iraq dan Syam melawan gerombolan pasukan rezim pemerintah Syiah Iraq di Provinsi Diyala, salah satu kota kecil bernama Bahrez akhirnya berhasil dikuasai penuh oleh Mujahidin, pada hari Jum’at (21/3/2014).

Melalui akun media sosial dan berita resmi Daulah Islam wilayah Diyala, Mujahidin melaporkan telah berhasil memasuki kembali kota Bahrez dan mengambil alih semua kontrol atasnya dari tangan pasukan Syiah Iraq.

Serangan demi serangan dilakukan oleh perlawanan Ahlus Sunnah Irak yang dimotori oleh Daulah Islam Irak dan Syam. Media internasional melaporkan banyak rangkaian serangan dahsyat di Jumat penuh barokah (21/03/2014).

Salah satunya adalah serangan di Baquba, yang menghantam kantor polisi. Puluhan prajurit Ahlus Sunnah yang bersenjata merangsek sebuah markas kepolisian di desa Injanah, sekitar 55 kilometer sebelah utara Baquba.

Kemudian sebuah truk tangki yang sarat dengan bahan peledak menghantam bangunan tersebut. 12 orang tewas dalam serangan itu, termasuk petinggi polisi.

Komandan Polisi Federal yang tewas dalam serangan truk tangki penuh bom itu adalah Brigadir Jendral Raghib Al-Umeiri. Seorang pembantunya juga tewas dalam serangan ini.

Selain di Provinsi Diyala, Kirkuk, dan Sholahuddin, Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam menggelar operasi penyerangan dan pengepungan terhadap markas sekaligus fasilitas sumber ekonomi rezim pemerintah Syiah Iraq berupa kilang minyak di Provinsi Ninawa.

Dalam rilis statemennya yang dipublikasikan pada, Jum’at (21/3/2014), Mujahidin menyerbu Markas Divisi Perminyakan Pasukan Isnad, rezim Pemerintah Iraq. Operasi tersebut berakhir sukses, Mujahidin memperoleh ghonimah peralatan perang, berupa kendaraan Hummer lapis baja, puluhan senapan berbagai ukuran dari sedang hingga berat, dan sejumlah peralatan teknisi lainnya.

Kantor berita resmi Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Raqqa juga melaporkan bahwa Mujahidin ISIS kembali berhasil menimpakan kerugian besar pada Milisi Komunis PKK dan YPG dalam penyerangan terbaru.

Sebanyak 25 anggota komunis PKK dan YPG tewas, dan lebih dari 50 lainnya luka-luka berat sekaligus ringan dalam baku tembak di wilayah Muhawilah at Taslil, utara Provinsi Raqqa, hari Selasa (25/3/2014).

Lebih dari 50 personil yang luka-luka itu kemudian ditarik mundur menuju koq Ras al Ayn di Provinsi Hasakah untuk menerima pengobatan, namun ditolak oleh pihak Rumah Sakit Nasional.

Operasi khusus juga dilancarkan oleh mujahidin ISIS wilayah Beiji Provinsi Salahuddin, Iraq dalam rangka menggentarkan musuh-musuh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى baik dari kalangan tentara kafir syiah safawi maupun kalangan murtadin sahwat pada Selasa (25/03/14).

Operasi ini dimulai dengan aksi Syahid yang dilakukan oleh Abu Qosim At-Tunisi menargetkan kantor polisi Beiji, semoga Allah menerimanya sebagai amal shaleh dalam menghinakan polisi pemerintahan Syiah Safawi di Beiji, Salahuddin.

Dalam pertempuran melawan tentara kafir Syiah Safawi di Beiji, Salahuddin, mujahidin ISIS berhasil menembak mati 8 (delapan) orang tentara kafir syiah safawi. Selain itu, mujahidin ISIS menangkap seorang komandan murtadin sahwat wilayah Beiji, kemudian komandan tersebut dieksekusi mati.

Operasi kali ini juga diikuti oleh Syeikh Abu ‘Abdurrahman Al-Kuwaiti.

Sumber-sumber keamanan dan kepolisian Provinsi Diyala, Iraq menyatakan bahwa markas besar salah satu Brigade Militer Angkatan Darat Iraq di wilayah timur Desa Qorotaba hancur setelah terkena ledakan bom.

Dilaporkan oleh kantor berita Baghdad International, bahwa Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam meledakkan markas tersebut dan menghujani seluruh personil militer di dalamnya dengan tembakan senapan ringan maupun berat. Serangan dilakukan pada hari Jum’at (28/3/2014), menargetkan Markas Besar Pasukan Angkatan Darat, Qorotoba, 117 km timur laut kota Baquba Diyala.

Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga bergerak ke arah Timur dan Selatan untuk mendesak mundur pasukan Syiah Iraq dari provinsi tersebut kembali ke wilayah Baghdad.

Media resmi Daulah Islam wilayah al Anbar mempublikasikan kemenangan berupa foto-foto dokumentasi penaklukan wilayah Zoba, yang terletak di sebelah tenggara kota Fallujah, pada hari Sabtu (29/3/2014).

Aljazeera melaporkan setidaknya 44 pasukan Iraq dan Milisi Shohawat tewas terbunuh di tangan Mujahidin Daulah Islam dan Kabilah Suku Ahlus Sunnah al Anbar.

 Hari Sabtu (30/03/2014) masih merupakan siklus mimpi buruk yang menjadi nyata bagi pemerintahan rezim boneka Irak dan pasukan-pasukannya.

Pada hari ini, 16 orang tentara tewas dalam sejumlah operasi penyerangan di bagian utara dan barat negeri dua sungai. Di Ainul Jahash, sebelah utara Irak, pejuang bersenjata mengarahkan moncong bedilnya dan merangsek ke markas pasukan pemerintahan.

Tujuh orang tewas dalam penyerangan ini. Di wilayah Anbar, yang kental nuansa perlawanan ala Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS), sebuah bom mobil operasi istisyhad meledak pada kota Ramadi, tepatnya Distrik Al-Houze. Insiden ini menewaskan tujuh orang.

Masih di seputaran Anbar, sembilan tentara tewas dalam baku tembak di sebuah desa dekat Fallujah. Baku tembak ini mengambil kejadian saat pagi buta di sebuah markas angkatan bersenjata.

Media resmi Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Syamil Baghdad melaporkan, telah berhasil mengahancurkan iring-iringan kendaraan Intelijen Iraq di pinggiran Utara ibukota Baghdad. Pada hari Ahad (30/3/2014), Mujahidin meledakkan mobil lapis baja Hummer musuh di wilayah Tarmiya, Syaikh Hamad, utara Baghdad.

Dilaporkan Komandan Intelijen Iraq tewas, dan banyak dari pengawalnya luka-luka.

Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga dikabarkan menyerbu sejumlah pos keamanan milik pasukan Nushairiyyah di wilayah Homs, Suriah.

Media Daulah Islam wilayah Manbej, Syabkah Mabij al Islamiyah mengatakan pada Senin (31/3/2014), bahwa Mujahidin melancarkan serangan terhadap tiga pos checkpoint di utara Provinsi Homs.

Lokasi tepatnya di sekitar daerah padang pasir Suriah, Badiyyah asy Sya’ar yang berbatasan dengan Provinsi Hama. Dalam penyerbuan tersebut, Mujahidin berhasil menewaskan sejumlah besar pasukan Nushairiyyah dan mendapatkan senjata rampasan perang berupa tiga buah Tank dan senapan mesin.

Sejumlah roket yang ditembakkan oleh Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga menghantam Markas Besar Tentara Syiah Shofawiy Iraq di wilayah al Januub, Selasa (1/4/2014) dan dihari yang sama Mujahidin ISIS menghancurkan setidaknya empat buah kendaraan militer lapis baja milik Tentara Syiah Iraq yang luluh lantak dihantam serangan roket Mujahidin Daulah Islam di Provinsi al Anbar.

Serangkaian operasi penyerangan juga menargetkan aparat keamanan Syiah Iraq di Provinsi Sholahuddin berhasil membumi hanguskan sejumlah kendaraan militer dan menewaskan puluhan musuh, pada hari Selasa (2/4/2014). Media resmi Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Shalahuddin merilis setidaknya tiga laporan penyerbuan tersebut.

Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga mengepung dan membombardir markas besar Milisi Separatis dan Komunis PKK di wilayah Hasakah al Barakah hingga akhirnya berhasil menguasai serta mengambil alih markas tersebut.

Melalui media resminya di wilayah tersebut, Jum’at (4/4/2014) dipublikasikan sejumlah foto dokumentasi bagaimana Mujahidin memberondong markas PKK dengan sejumlah senapan mesin berat, roket, hingga tembakan mortir.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan baku tembak sengit antara pasukan Bashar Assad dengan Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam terjadi di wilayah Timur Provinsi Hama pada hari Sabtu (5/4/2014).

Tentara Bashar Assad didukung oleh kekuatan Angkatan Pertahanan Nasional (NDF) Suriah. Namun hasil akhir bentrokan dimenangkan oleh Daulah Islam, dengan keberhasilannya menguasai markas check point Tentara Nushairiyyah di dekat Desa al Sa’en.

Pada 08/04/2014 salah satu situs resmi faksi Mujahidin Chechnya di Suriah, Fisyria melaporkan beberapa hasil operasi penyerangan Daulah Islam Iraq dan Syam terhadap Milisi Komunis PKK di Provinsi Halab (Aleppo) dan Hasakah (Al Barakah) baru-baru ini.

Disebutkan bahwa salah satu Mujahid Daulah Islam asal Jazirah Arab membawa satu buah mobil memuat tiga ton bahan peledak. Berhasil menghantam markas musuh di wilayah Tal Taraya, Aleppo dan membumi hanguskan 30 orang musuh.

Menginjak satu tahun usia Daulah Islam Iraq dan Syam pada Rabu (9/4/2014), juga peringatan jatuhnya Baghdad ke tangan Salibis Amerika pada tahun 2003, Mujahidin Daulah Islam menggelar operasi amaliyyah istisyhadiyyah terbesar menargetkan wilayah-wilayah mayoritas Syiah di Iraq.

Sedikitnya 16 daerah jantung kehidupan Syiah di Iraq, dari pusat Baghdad ke Timur dan Tenggara dihantam oleh serangkaian serangan bom dalam sehari, merenggut jiwa puluhan Syiah dan melukai ratusan lainnya.

Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga kembali melancarkan aksi militernya di wilayah pinggiran Utara Homs, baru-baru ini berhasil menyergap patroli militer Tentara Nushairiyyah.

Media resmi Daulah Islam wilayah Homs melaporkan pada Kamis (10/4/2014), Mujahidin meledakkan bom improvisasi IED di jalan penghubung wilyah Homs dan wilayah Salamiyyeh di Provinsi Hama. Serangan tersebut sukses menghancurkan patroli musuh, dan menewaskan lima orang prajurit Syiah Nushairiyyah.

Setidaknya 40 personel militer rezim Bashar Assad tewas dalam penyerbuan Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam terhadap Bandara Militer Kuwairys di Aleppo.

Dilaporkan oleh Halab Today TV, Selasa (15/4/2014), tembakan roket Mujahidin tepat mengenai target meledakkan tanki bahan bakar Kerosene. Hasilnya 30 orang Tentara Nushairiyyah tewas seketika akibat ledakan besar dan dijilat kobaran api.

Hingga kabar ini diturunkan, jumlah musuh yang terbunuh meningkat hingga 40 orang. Di hari yang sama Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam dikabarkan telah menembak jatuh helikopter pasukan Syiah Iraq di distrik Rawah, Provinsi al Anbar.

Sumber aktivis Iraq Now mengatakan pada Selasa (15/4/2014), sebanyak 17 pejabat militer tinggi Syiah Iraq tewas dalam peristiwa tersebut.

Allahu Akbar!

Daulah Islam Iraq dan Syam (ISIS) juga menggempur tentara pemerintah syiah safawi di markas Al-Jassim, kota Ramadi, Provinsi Al-Anbar, Iraq pada Jum’at (18/04/14) waktu setempat.

Menurut informasi yang dilansir oleh sejumlah media, sebanyak 5 kendaraan tempur jenis “Hummer” hancur ditangan mujahidin, dan sejumlah besar tentara yang berada di dalam markas Al-Jassim pun tewas.

Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi mengenai kepastian jumlah korban yang tewas maupun yang luka.

Masih menurut pernyataan yang disampaikan oleh sejumlah media, mujahidin ISIS kemudian berhasil menguasai dan mengontrol markas Al-Jassim. Mereka juga berhasil mendapatkan sejumlah ghonimah, seperti senjata tempur beserta amunisinya.

Sabtu pagi (19/4/2014) waktu Suriah, sebuah bom mobil meledak di pintu masuk sebelah barat kota Salamiyyah, di Provinsi Hama.

Ledakan berhasil menghancurkan pos checkpoint Khadamat pasukan rezim Nushairiyyah Bashar Assad hingga luluh lantak dan tinggal puing-puingnya saja, menewaskan sejumlah personel Militer Suriah dan melukai lainnya. Pos tersebut berdekatan dengan markas Pasukan Pertahanan Suriah NDF.

Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Baghdad dilaporkan juga telah menyerbu Pusat Pendidikan dan Doktrin Syiah, bernama Universitas Imam al Kadzim pada hari Ahad (20/4/2014).

Sumber Agence France Presse (AFP) mengatakan sebanyak 14 orang Syiah tewas dalam penyerangan tersebut. Penyerbuan sendiri dibuka dengan aksi amaliyyah isytisyhadiyyah salah seorang Mujahid Daulah Islam meledakkan pintu masuk kampus tersebut seperti yang dikatakan oleh salah seorang Kolonel Kepolisian Iraq.

Mujahidin Daulah juga melaksanakan dua operasi simultan di desa al Erjah dan Jiz’ah, yang terletak di timur kota, pada hari Senin (21/3/2014). Markas umum (koalisi) PKK dan Tentara Nizalah, para pengikut Hamidi al Daham di desa Jiz’ah dibombardir oleh Mujahidin dengan enam buah mortir kaliber besar.

Dalam beberapa menit serangan, sebanyak 120 pasukan musuh berjatuhan, baik luka-luka maupun tewas.

Sebanyak lima orang perwira militer Bashar Assad dari berbagai peringkat jabatan tewas terbunuh setelah konvoi kendaraan yang mereka tumpangi disergap oleh Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam di daerah padang pasir Provinsi Hama.

Sejumlah aktivis, diantaranya Syrian Center News melaporkan, Mujahidin ISIS menyergap konvoi kendaraan pasukan Nushairiyyah di gurun Badiyyah Sya’ar pada hari Ahad (27/4/2014).

Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Sholahuddin, juga melaporkan telah menembakkan sejumlah roket jenis Grad menargetkan Markas Kepolisian Syiah Iraq.

Melalui akun media sosial resminya di wilayah Sholahuddin pada hari Senin (28/4/2014), Mujahidin mengatakan bahwa tembakan roket tersebut sangat akurat dan tepat mencederai markas musuh di kota Samarra.

Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga kembali menggelar operasi militer menumpas Tentara Nushairiyyah rezim Bashar Assad di wilayah Suriah Barat.

Melalui media resminya di wilayah Homs, Mujahidin melaporkan pada hari Kamis (1/5/2014), sebanyak 13 orang Tentara Syiah Nushairiyyah tewas terbunuh setelah konvoi kendaraannya disergap oleh Mujahidin Daulah Islam.

Seorang Mujahid Muhajir Daulah Islam Iraq dan Syam asal Afrika Utara dikabarkan melancarkan sebuah serangan berani, dan sukses menewaskan puluhan Tentara Syiah Iraq di kota Ramadi, Jum’at (2/5/2014).

Adalah Abu Ayyub al Maghribi, Mujahid asal Maroko menabrakkan mobil lapis baja Hummer yang memuat berton-ton bom dalam aksi amaliyyah isytisyhadiyyah terhadap gudang senjata Militer al Maliki.

Para Kestaria Ahlus Sunnah Daulah Islam Iraq dan Syam di wilayah Sholahuddin, baru-baru ini melancarkan serangkaian aksi penyerangan menargetkan Pasukan Reguler Syiah Iraq ISF bersamaan dengan Milisi Syiah Jaisy al Mahdi (baca: Jaisy Dajjal).

Pada hari Sabtu (3/5/2014), ranjau improvisasi IED Mujahidin menghajar patroli polisi Rofidhoh di jalan menuju kota Samarra, Provinsi Sholahuddin. Sebanyak lima aparat keamanan Iraq tewas seketika.

Baku tembak dan pertempuran sengit antara Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam melawan Tentara Nushairiyyah rezim Bashar Assad juga terus berlanjut di wilayah pegunungan di padang pasir Badiyyah asy Sya’ar.

Observatorium Suriah untuk Hak asasi Manusia (SOHR), melaporkan pada hari Ahad (4/5/2014), sebanyak 40 tentara rezim tewas dan luka-luka. Statistik menyebutkan, 16 luka ringan dan berat.

Dan yang mencengangkan adalah saat mujahidin berhasil membebaskan provinsi Anbar, yakni  didalamnya terdapat kota Fallujah dan Mosul.

Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam berhasil menggagalkan upaya pasukan gabungan Syiah Iraq untuk menjajah kota Fallujah, Provinsi al Anbar, dan menghancurkan bala tentara mereka.

Radio pro Revolusi Iraq Hurr menuturkan, besarnya pasukan Syiah Iraq yang melibatkan gabungan pasukan dari lima lembaga pemerintah di Iraq tak mampu membuat kemajuan yang berarti dalam operasi militer di Fallujah tersebut.

Pasukan gabungan Syiah Iraq terdiri dari lima kelompok, yakni pasukan Angkatan Darat, pasukan Dinas Anti Teror (CTS), pasukan Angkatan Udara Iraq, pasukan Kementrian Dalam Negeri, dan Milisi-milisi Shohawat Iraq.

Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam beserta kabilah-kabilah suku Ahlus Sunnah al Anbar dalam kondisi kuat saat itu.

Di awal dimulainya operasi militer, Pasukan Syiah Iraq bergerak dari dua arah, Timur dan Utara, namun berhasil dihalau oleh Mujahidin.

Serangan pasukan Syiah Iraq kemudian diperbaharui dengan menempatkan front tempur mereka di Selatan, tepatnya wilayah al Nu’amiyyah, tak jauh dari bendungan air Fallujah. Akan tetapi juga berhasil dihalau oleh Mujahidin.

Namun dengan karunia dan izin Allah, Mujahidin Daulah Islam diberikan kemenangan gemilang dan kekalahan serta kehinaan di kubu musuh.

Banyak dari pihak pasukan Syiah Iraq yang terbunuh, dengan berbagai persenjataan modern mereka yang hancur lebur, sementara sisanya segera berlomba-lomba lari dari medan pertempuran menuju tempat aman.

Sebegitu takut dan khawatirnya, mereka mengira Mujahidin Daulah Islam akan mengejar dari belakang. Jembatan penghubung antar kota bahkan mereka ledakkan agar Mujahidin tak bisa melakukan pengejaran.

Alhasil, bebasnya kota Fallujah menjadi prestasi luar biasa bagi mujahidin ISIS, bahkan prestasi tersebut diikuti dengan ditaklukannya kota Mosul.

Kota Mosul, yang terletak di dekat Dijlah (Sungai Tigris) di bagian utara wilayah Ninawa Irak. Merupakan rumah bagi 1,8 juta orang. Kebanyakan dari mereka adalah Ahlus Sunnah. Mosul adalah kota bersejarah yang ditaklukkan pada masa Khilafah Umar bin Khatab – radiyallahuanh- dan ia saat ini merupakan kota terbesar kedua di Irak setelah Baghdad.

Lokasinya terletak pada persimpangan yang menghubungkan Irak ke Suriah dan Turki.

Mosul juga sangat penting bagi perekonomian, mengingat terdapat ladang dan kilang minyak, dan juga jalur pipa yang mengirimkan minyak ke Syam dan Turki. Banyak wilayah Irak yang bergantung pada Mosul untuk memasok listrik.

Pada senin ini, Daulah Islam Irak dan Syam membebaskan kota ini seluruhnya. Dengan operasi “masuk melalui pintu depan”, berhasil membuat kota tersebut di bawah kontrol penuh Daulah Islam, dan membebaskan ratusan tawanan dari penjara Rafidhah.

Ini merupakan perubahan strategi Daulah Islam, yang meninggalkan benteng-benteng mereka di gurun pasir, dan berpindah ke kota-kota. Semenjak jihad dimulai pada tahun 2003, Provinsi Anbar telah menjadi benteng mujahidin, dengan Fallujah sebagai pusat jihadnya.

Terlepas dari keuntungan memiliki basis yang kuat, Daulah Islam (ISIS) mengerti bahwa dengan hanya memiliki satu basis saja akan memudahkan musuh memfokuskan serangan mereka.

Oleh karena itu, Daulah Islam memandang penting untuk meluaskan pusat kekuataannya dan melakukan operasi besar-besaran di sejumlah wilayah sebagai bentuk membuat bingung pasukan Rafidhah dan memecah belah pasukan mereka menjadi pasukan yang kecil-kecil dan secara rutin merebut kota dan desa mereka.

Daulah akan melanjutkan pemerintahan di daerah yang ditaklukkan dengan menerapkan syariat Islam, melayani penduduk dengan sejumlah aktivitas sosial, dan mendidik, merekrut, melatih, dan menghasilkan sebanyak-sebanyaknya kaum muslimin untuk turut berperan dalam mendirikan Kekhilafahan Islam.

Keberhasilan strategi tersebut mencapai puncaknya pada hari Senin setelah Pasukan Daulah Islam melancarkan operasi pembebasan Mosul. Setelah mendapatkan informasi dari unit intelijen Daulah Islam, yang mempelajari area kota Mosul.

Rencana pengalihan pun dilakukan dengan menyerang dan merebut sebagian kota Samarra. Pengalihan ini berjalan sukses dan menarik perhatian pasukan Rafidhah, dan Daulah Islam dengan cepat mengambil keuntungan ini.

Mujahidin bergerak bertempur ke Kota Mosul dan pasukan Rafidhah mulai meninggalkan pos-pos mereka dan kabur.

Mujahidin memasuki Mosul melalui tempat yang berbeda, dan berkat rahmat Allah, kami berhasil mengambil alih seluruh markas mereka, termasuk markas Ghazlani dan Markas Operasional , Markas Divisi 2, Penjara Badush, serta markas brigade dan resimen lainnya.

Lebih lanjut, ratusan tahanan termasuk diantaranya tahanan wanita dibebaskan. Alhamdulillah, Daulah Islam kini mengontrol penuh seluruh akses masuk ke kota Mosul.

Anggota parlemen Thaghut, Osama Al Nujaifi mengkritik tentara Irak yang meninggalkan pos-posnya, dan menyebutnya sebagai “melalaikan kewajiban”, ironisnya saudaranya sendiri Atheel Al Nujaifi, gubernur Provinsi Ninawa, justru ikut melalaikan tugas menyelamatkan nyawanya dari Daulah Islam.

Bahkan lebih memalukan, karena ia sebelumnya meminta rakyat Mosul untuk ikut mempertahankan kota, beberapa jam sebelum ia berkemas dan kabur.

Dengan pembebasan Mosul, Daulah Islam kini sekali lagi mengkontrol wilayah yang penuh populasi, seperti Raqqa di Syam.

Dan Daulah Islam terus memperhatikan kebutuhan masyarakat dan membuat keduanya (Raqqa dan Mosul) stabil dalam melawan kedua rezim yang didukung Iran (Suriah dan Irak), menghancurkan kedua sahwat (di Irak dan Suriah) yang disupport Amerika, dan waspada terhadap orang-orang Kurdistan, yakni Peshmerga dan PKK yang ada di Irak dan Suriah.

Pemerintahan Rafidhah kini sedang berusaha bangkit kembali, dimana Al Maliki menyatakan Irak dalam keadaan darurat dan Osama Al Nujaifi mengemis bantuan kepada Amerika dan Kurdistan.

Kemenangan ini diikuti dengan dibebaskanya kota Tikrit, ibukota provinsi Salahuddin. Tentara Safawi dan politikus disana kabur, dengan menanggalkan seragam mereka dan meninggalkan markas-markas mereka.

Dalam pidato yang berjudul “Kemenangan ini adalah dari Allah”, mujahid Syaikh Abu Muhammad Al Adnani As Shami – Juru Bicara Daulah Islam – meminta para tentara Daulah untuk bergerak menuju Baghdad, dan terus maju hingga ke Najaf dan Karbala.

Ia juga memuji komandan militer Daulah yang menyusun strategi di balik kemenangan akhir-akhir ini yakni Abu Abdir Rahman Al Bilawi. Beliau mendapatkan syahada sesaat sebelum ditaklukkannya Mosul.

Pelajaran penting yang disampaikan oleh Syaikh adalah agar para mujahidin tetap merendahkan diri dan bersyukur kepada Allah atas kemenangan ini, karena kesombongan akan membuat kemenangan ditarik kembali.

Melalui saluran resmi media Daulah Islam, Yayasan Al-Furqon, Khilafah Islamiyah yang menjadi dambaan umat Islam seluruh dunia hampir 100 tahun (sejak keruntuhannya pada 3 Maret 1924) dideklarasikan di awal bulan yang penuh barokah, 1 Ramadhan 1435 Hijriyyah atau bertepatan dengan tanggal 29 Juni 2014. 

Pada saat itu juga, juru Bicara ISIS, yakni Syaikh Muhammad Al Adnani menyampaikan bahwa ISIS dibubarkan, dan dibentuklah sebuah negara yang islami, Daulah Islam / Islamic State; yakni sebuah Kekhilafahan.

Kekhilafahan tersebut dinamakan sebagai Kekhilafahan Ibrahim Ibnu Awwad, yakni merupakan nama asli dari Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi.

Al Adnani mengatakan bahwa ISIS telah memenuhi seluruh syarat-syarat sebuah khilafah yang telah disebutkan oleh para ulama, dan beliau telah dibai’at di Iraq oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi di Daulah Islamiyyah sebagai pengganti bagi Abu Umar Al Baghdadiy -rahimahullah-,

..dan kekuasaannya telah meluas ke wilayah-wilayah yang luas di Iraq dan Syam, dan sesungguhnya rakyat telah tunduk kepada perintah dan kekuasaannya dari Halb sampai Diyala.

Benar apa yang dikatakan Dewan Syariah Daulah Islam Di Iraq Dan Syam, sesungguhnya hal dari Islam yang sangat ditakuti dan dikhawatirkan oleh orang-orang kafir Barat bukan sholat ataupun puasa, akan tetapi yang mereka takutkan dari Islam adalah penerapan syariat Islam secara kaffah (sempurna)..

..karena mereka faham betul, bahwasanya penerapan syariat Islam secara kaffah itu akan menumbangkan kekuasaan mereka sehingga menjadi kekuasaan hanya milik Allah semata.

Dengan suara yang tegas, tenang, dan berwibawa, juru bicara Khilafah Islam, Syekh Mujahid Abu Muhammad Al Al-Adnany mengawali pembacaan deklarasi (setelah salam dan sholawat) dengan mengutip firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.,

..dalam Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 55 yang menjelaskan tentang Tamkin Dan Istikhlaf dan Amn, atau kekuasaan dan kemenangan, serta keamanan yang merupakan janji dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada kaum Muslimin.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang sholeh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.”

Ketika Daulah Islam Di Iraq Dan Syam mendeklarasikan lahir dan tegaknya Khilafah, maka Amerika dan sekutu-sekutunya menjadi lebih takut dari sebelumnya.

Dan kini, setelah Daulah berkembang eksistensinya dan atas idzin Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى., berhasil membebaskan (futuhat) kota-kota utama di Iraq, seperti Tikrit, Ramadi, dan Mosul, maka semakin gemetaranlah seluruh musuh-musuh Allah dan orang-orang yang ada penyakit di hatinya.

Sekali lagi, yang paling mereka takutkan adalah berlakunya seluruh hukum-hukum Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى., di muka bumi ini melalui tangan-tangan Mujahidin Khilafah dan di bawah pengawasan dan kendali Amirul Mu’minin, Syekh Abu Bakar Al-Baghdady.

Komandan Sektor Utara Daulah, Syekh Umar Al-Syisani-hafizahullah-pernah menyatakan alasan utama yang membuat beliau bergabung dengan Daulah Islam, yakni beliau berkata:

“Mereka -Insya Allah- memiliki proyek yang nyata dan paling berhasil dalam membangun Negara, Pun aku tidak berjihad agar aku memiliki kewenangan memerintah atau membesarkan nama diri sendiri ataupun brigade yang aku dirikan.

Tapi aku bekerja untuk menerapkan syariat Allah di muka bumi, dan mengembalikan Khilafah Islam. Aku menyaksikan bahwa Daulah Islam memiliki proyek yang efektif untuk mendirikan Daulah Islam di atas manhaj Nubuwwah, yang mana itu konsisten dengan harapanku.”

Dan pada Jum’at 4 Juli 2014 bertepatan dengan tanggal 6 Ramadhan 1435 Hijriyyah, memperlihatkan jati dirinya, memberikan khutbah Jum’at di Masjid Agung Al-Kabir, di kota Mosul.

Kehadiran Amirul Mu’minin yang memperlihatkan wajahnya secara utuh menjawab seluruh keraguan, syak, dan kedengkian orang-orang yang masih belum bisa menerima Khilafah Islamiyah yang baru saja di deklarasikan karena beralasan bahwa Sang Imam, Amirul Mu’imin, majhul, tidak diketahui siapa orangnya dan wajahnya seperti apa.

Dirilis resmi oleh media Khilafah Islamiyah, Al-Furqon, Syekh Abu Bakar Al-Baghdady tampil secara utuh dalam khutbah Jum’at pertama dan bersejarah tersebut.

Mengenakan jubah dan surban hitam, dengan janggut lebat hitam, menambah kegagahan dan kewibawaan Amirul Mu’minin dengan wajah yang memancarkan keteduhan hati dan ketawadhuan.

Beliau meminta kepada umat muslim agar mentaatinya selama ia berada diatas kebenaran, dan jangan takut untuk menasehatinya jika dirinya melakukan kesalahan. Subhanallah.

Itulah sejarah dan perkembangan Kekhalifahan Ibrahim Ibnu Awwad, sungguh dari kelahirannya dan pertumbuhannya, para mujahid Khilafah telah menunjukkan bersihnya manhaj, dan jelasnya bendera.

Tidak rela bercampur baur dan menegosiasikan kekufuran, bahkan tidak memberikan sedikitpun toleransi kepada kemunafikan.

Dan sungguh kami telah bersama mereka sejak mereka masih ‘kecil’ pada tahun 2006, bahkan ada yang dari kami lebih jauh dari pada itu.

Kami tak pernah merubah pendirian kami selama ini, dan tetap mendukung mereka, baik dalam keadaan senang maupun susah.

Mereka bukanlah ‘anak kemaren sore’, tetapi justru itu adalah kalian (yang mengatakan demikian) karena keterlambatan kalian mengenal dunia mujahidin.

Dan sungguh aqidah dan manhaj mereka tetaplah sama, dan fitnah serta celaan kepada mereka pun tetaplah sama. Kami adalah saksi hidup atas mereka, dan mereka pun masih hidup untuk menyaksikan fitnah itu terulang.

Maka inilah catatan sejarah tentang mereka, maka catatlah apa yang akan mereka lakukan kelak. Karena sungguh, tidak ada yang pantas mendapatkan berkah ini, kecuali oleh mereka yang tulus mengorbankan nyawa dan darah mereka untuk Allah.

Sesungguhnya kemuliaan hanya milik Allah, Rasulnya, dan orang-orang beriman, namun orang kafir tidak mengetahuinya! Allahu Akbar!

Posting Komentar untuk "Sejarah Berdirinya Khilafah di Akhir Zaman [Bagian 6: Khilafah Ibrahim Ibnu Awwad]"